PT KAI Tak Berwenang Hapus Kereta Ekonomi Non AC
Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai
PT Kereta Api Indonesia tidak berwenang menghapus kereta rel listrik ekonomi
non-AC di Jakarta dan kereta ekonomi jarak jauh non-AC. Pengurus Harian YLKI
Tulus Abadi mengatakan, yang berhak menghapus dan juga menetapkan tarif
hanyalah Kementerian Perhubungan. Hal ini mengingat kelas ekonomi adalah
kewenangan pemerintah, bukan PT Kereta Api Indonesia sebagai BUMN.
"Kewenangannya pemerintah, karena itu sudah diberikan
PSO (Public service obligation) untuk itu. Yang tujuannya untuk memberikan
akses kepada masyarakat menengah bawah walaupun mungkin tidak tercapai tapi
tujuan awal dari KRL ekonomi atau kereta jarak jauh ekonomi adalah masyarakat
menengah ke bawah," jelasnya.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menghapus layanan
kereta ekonomi non-AC jarak jauh. Juru Bicara KAI Mateta Rijalulhaq mengatakan
mulai Lebaran tahun ini PT KAI akan mengganti seluruh kereta api ekonomi non-AC
dengan layanan kereta AC. Saat ini perusahaan itu telah mengerjakan pemasangan
70 persen AC di rangkaian kereta api yang ada. KAI juga akan menghapus kereta
rel listrik ekonomi non-AC di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi pada Juni
2013. http://www.portalkbr.com/berita/nasional/2525042_4202.html
INILAH.COM, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) dinilai
sah dalam menghapusan Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi di Jabodetabek, jika
pemerintah tak lagi mengucurkan subsidi (public service obligation/PSO).
Mantan Seketaris Kementerian BUMN, Said Didu menilai,
masyarakat salah arah mendemo PT KAI dalam penghapusan KRL ekonomi. Saharusnya,
kata dia, demo tersebut diarahkan ke Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR).
"Tidak ada kewajiban PT KAI menyediakan kereta ekonomi,
kalau dananya tidak disediakan APBN. Untuk kereta ekonomi, pemerintah sediakan
Rp750 miliar untuk mengangkut 210 juta penumpang dalam setahun," kata Said
saat dihubungi INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (31/3/2013).
Menurut Said, sudah tiga tahun PT KAI tidak lagi menerima
biaya dari pemerintah untuk perawatan sarana dan prasarana kereta api, seperti
persinyalan, rel kereta api dan lainnya. "Pemeliharaan ini tanggung jawab
pemerintah (Kementerian Perhubungan), ini malah PT KAI yang harus keluarkan
Rp1,7 sampai Rp2 triliun dalam setahun," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, harga KRL ekonomi di
Jabodetabek memang terlalu murah dan perlu dinaikan sedikit, sehingga PT KAI
tidak merugi.
Sementara itu, Pengamat Transportasi Indonesia Yayat
Supriyatna mengungkapkan, kalau PT KAI dan pemerintah inggin menghapus KRL
ekonomi, masyarakat kelas bawah harus disubsidi.
"Bisa dalam bentuk karcisnya atau diberikan karcis
kereta khusus orang yang tidak mampu. Sehingga masyarakat kecil tidak semakin
menderita," kata Yayat saat dihunbungi secara terpisah. http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1972981/tak-disubsidi-sah-kai-hapus-krl-ekonomi#.UXsxgqLwmxM
Dari artikel yang tertulis diatas dinyatakan bahwa kerta api
ekonomi dihapuskan. Akibat dari dihapusnya kerta api ekonomi ini berdampak
kepada orang kerja yang selalu mengunakan kerta tsb. Mungkin PT KAI menghapus
itu dengan alasan bahwa dana untuk merawat kerta api ekonomi tidak berikan APBN
dari pemerintah. Namun ada sebab lain juga kalo di kerta ekonomi banyak
tindakan kriminal,dll. Benar sekali kata Yayat Supriyatna bahwa kalangan bawah
harus disubsidi, atau di bantu dalam mengunakan transportasi. Yang dulu kerta
api di gunakan semua kalangan tapi sekarang kalangan bawah tak bisa mengunakan
bukan karena tidak boleh tapi harga yang membuat kalangan bawah tak mampu.
Dengan gaji yang belum UMR, kebutuhan makan dan biaya sekolah bertambah pula
biaya transportasi kerja yang lebih mahal. Tapi kenapa pemerintah tidak beraksi dengan
transportasi kerta ekonomi harus dihapus ?? Jadi para perkerja berpaling ke
kerta ac yang harga bergitu mahal, seharusnya pemerintah bertindak dengan
keadaan ini. Keputusan yang membuat masyarkat kalang bahwa sangat merugi yaitu
mehapuskannya kerta no ac jarak jauh, yang akan mulai juni 2013 membuat
kalangan bawah berpikir panjang mengunakan transportasi kerta api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar