Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi
A. KEKUASAAN
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang
lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang
kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena
kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali
setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan
penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di
dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan manager yang
menginginkan peningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan
penjualan itu. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih.
Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan
sesuatu di mana B tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu
melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan
demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki
kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk
dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.
Kekuasaan
amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus dibedakan.
Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari
kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi
kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena
posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi perintah
manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang untuk
memerintah secara sah.- Basis Kekuasaan
Kekuasaan dapat berasal dari berbagai sumber. Bagaimana kekuasaan tersebut diperoleh dalam suatu organisasi sebagian besar tergantung jenis kekuasaan yang sedang dicari. Kekuasaan dapat berasal dari basis antar pribadi, struktural, dan situasi.
1. Kekuasaan Antarpribadi
John R.P. French dan Bertram Raven mengajukan lima basis kekuasaan antar pribadi sebagai berikut : kekuasaan legitimasi, imbalan, paksaan, ahli, dan panutan.
2.Kekuasaan Struktural dan Situasional
Kekuasaan terutama ditentukan oleh struktur didalam organisasi.Struktur organisasi di pandang sebagai mekanisme pengendalian yang mengatur organisasi. Dalam tatanan struktur organisasi, kebijaksanan ngambilan keputusan dialokasikan keberbagai posisi. Selain itu struktur membentuk pola komunikasi dan arus informasi. Jadi struktur organisasi menciptakan kekuasaan dan wewenang formal, dengan menghususkan orang-orang tertentu untuk melaksanakan tugas pekerjaan dan mengambil keputusan tertentu dengan memanfaatkan kekuasaan informal mungkin timbul karena truktur informasi dan komunikasi dalam sistem tersebut .
Posisi formal dalam organisasi amat erat hubungannya dengan kekuasaan dan wewenang yang melekat. Tanggung jawab, wewenang dan berbagai hak-hak yang lain tumbuh dari posisi seseorang. Bentuk lain kekuasaan struktur timbul karena sumber daya, pengambilan keputuan, dan informasi.
3. Kekuasaan Pengambilan Keputusan
Derajat sesorang atau sub unit dapat mempengaruhi pengambilan keputusan akan menentukan kadar kekuasaan. Sesorang atau sub unit yang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi jalannya proses pengembalian keputusan, alternatif apa yang seyogyanya dipilih dan kapan keputusannya diambil.
4. Kekuasan Informasi
Memiliki akses atau (jangkauan) atas informasi yang relevan dan penting merupakan kekuasan. Gambaran yang benar tentang kekuasan seseorang tidak hanya disediakan oleh posisi orang yang bersangkutan, tetapi juga oleh penguasan orang yang bersangkutan atas informasi yang relevan. Seseorang akuntan dalam struktur organisasi umumnya tidak memiliki basis kekuasaan antar pribadi khusus yang kuat atau jelas dalam struktur orgnisasi, tetapi mereka memiliki kekuasan karena mereka mengendalikan informasi yang penting.
Selanjutnya situasi organisasi dapat berfungsi sebagai sumber kekuasaan atau ketidakkekuasaan. Manajer yang sangat berkuasa muncul karena ia mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan, mengambil keputusan yang penting, dan memiliki jgkun informsi yang penting. Dialah yang memungkinkan banyak hal yang terjadi dalam organisasi. Sebaliknya, manajer yang tidak mempunyai kekuasan tidak mempunyai sumber daya atau jangkuan informsi atau hak-hak prerogatif dalam pengambilan keputusan yang diperlukan agar produktif.
B. WEWENANG
Wewenang
adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang
secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan
pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai
metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu
maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan
dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih
dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka,
selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan
kepemimpinan mereka.
Ø
Unsur yang ada di dalam wewenang
1.
Wewenang ditanamkan pada posisi seseorang. Seseorang mempunyai wewenang karena
posisi yang diduduki, bukan karena karakteristik pribadinya.2. Wewenang tersebut di terima oleh bawahan. Individu pada posisi wewenang yang sah melaksanakan wewenang dan dipatuhi bawahan karena dia memiliki hak yang sah.
3. Wewenang digunakan secara vertikal. Wewenang mengalir dari atas ke bawah mengikuti hierarki organisasi.
C. Struktur Lini
dan Staf
1.
Garis (line
organization)
Suatu bentuk organisasi dimana kepala eksekutif (chief executive) dipandang sebagai sumber wewenang tunggal, segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan
Sifat/ciri-ciri :
1. Organisasi kecil,
2. Jumlah pegawai sedikit,
3. Pemilik biasanya menjadi pemimpin tertinggi dalam organisasi,
4. Hubungan kerja bersifat langsung (face to face relationship),
5. Spesialisasi yang dibutuhkan rendah,
6. Anggota organisasi saling kenal mengenal,
7. Tujuan sederhana,
8. Alat-alat sederhana,
9. Struktur organisasi sederhana,
10. Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam,
11. Pimpinan organisasi seorang tunggal,
12. Garis komando ke bawah kuat,
Suatu bentuk organisasi dimana kepala eksekutif (chief executive) dipandang sebagai sumber wewenang tunggal, segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan
Sifat/ciri-ciri :
1. Organisasi kecil,
2. Jumlah pegawai sedikit,
3. Pemilik biasanya menjadi pemimpin tertinggi dalam organisasi,
4. Hubungan kerja bersifat langsung (face to face relationship),
5. Spesialisasi yang dibutuhkan rendah,
6. Anggota organisasi saling kenal mengenal,
7. Tujuan sederhana,
8. Alat-alat sederhana,
9. Struktur organisasi sederhana,
10. Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam,
11. Pimpinan organisasi seorang tunggal,
12. Garis komando ke bawah kuat,
2. Organisasi staf (staff organisazition)
Adalah suatu organisasi yang mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik berupa pemikiran maupun bantuan yang lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan (tidak mempunyai garis komando ke bawah/ke daerah-daerah). Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yany tugasnya memberi nasehat dan saran dalam bidang kepada pemimpin dalam organisasi.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf:
a. Organisasi besar dan kompleks
b. Jumlah karyawannya banyak
c. Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi bagi seluruh anggota organisasi
d. Terdapat dua kelompok besar manusia di dalam organisasi: 1) Line Personal; 2) staff personal yang melaksanakan fungsi-fungsi staf (staff function)
e. Spesialisasi yang beranekaragam diperlukan dan dipergunakan secara
maksimal
3. Organisasi fungsional (fuctional organization)
Organisasi Fungsional adalah organisasi yang susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan, administrasi dn lain-lain. Dalam organisasi ini seorang tenaga pengajar tidak hanya bertanggung jawab kepada satu atasa saja. Pada organisasi ini pemimpin berhak memerintahkan semua para tenaga pengajar/para karyawannya, selama masih dalam hubungan pekerjaan.
Sifat/ciri-ciri :
Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut :
1. Organisasi kecil
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
6. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah
7. Hemat waktu karena mengerjakan pekerjaan yang sama.
Adalah suatu organisasi yang mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik berupa pemikiran maupun bantuan yang lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan (tidak mempunyai garis komando ke bawah/ke daerah-daerah). Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yany tugasnya memberi nasehat dan saran dalam bidang kepada pemimpin dalam organisasi.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf:
a. Organisasi besar dan kompleks
b. Jumlah karyawannya banyak
c. Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi bagi seluruh anggota organisasi
d. Terdapat dua kelompok besar manusia di dalam organisasi: 1) Line Personal; 2) staff personal yang melaksanakan fungsi-fungsi staf (staff function)
e. Spesialisasi yang beranekaragam diperlukan dan dipergunakan secara
maksimal
3. Organisasi fungsional (fuctional organization)
Organisasi Fungsional adalah organisasi yang susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan, administrasi dn lain-lain. Dalam organisasi ini seorang tenaga pengajar tidak hanya bertanggung jawab kepada satu atasa saja. Pada organisasi ini pemimpin berhak memerintahkan semua para tenaga pengajar/para karyawannya, selama masih dalam hubungan pekerjaan.
Sifat/ciri-ciri :
Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut :
1. Organisasi kecil
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
6. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah
7. Hemat waktu karena mengerjakan pekerjaan yang sama.
Ø Wewenang Lini
Dimiliki oleh manajer lini yang
mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi secara langsung. Dalam
bagan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh garis yang menghubungkan
manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah.
Ø Wewenang Staff
Dilakukan oleh orang atau kelompok
orang yang memberikan jasa atau nasehat kepada manajer lini. Staff ahli
biasannya merupaka istilah yang menggambarkan posisi tersebut. Staff ahli memberikan
nasehat berdasarkan keahlian, pengalamana, atau riset dan analisis yang
diperlukan, termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan pengendalian.
Ø Wewenang Fungsional
Kadang organisasi mempunyai manajer
atau departemen yang mempunyai wewenang fungsional. fungsi keuangan dan
akuntansi sering diberikan wewenang fungsional.
Ø Delegasi Wewenang
Menurut Kamus Besar Delegasi
Wewenang adalah penyerahan wewenang dari atasan kapada bawahan dalam lingkungan tugas
tertentu dengan kewajiban mempertanggung-jawabkannya
kapada yang menguasai.
Dapat diartikan sebagai penugasan
wewenang dan tanggung jawab formal organisasi kepada orang lain, dalam hal ini
karyawan. Wewenang dapat didelegasikan sesuai dengan prinsip skalar dari
manajemen klasik, yang mengatakan bahwa garis wewenang harus ditetapkan dengan jelas
dari manajemen puncak sampai karyawan paling bawah. Delegasi wewenang bukan merupakan
pelepasan tanggung jawab.
Pelimpahan otoritas oleh atasan kepada bawahan diperlukan agar
organisasi dapat berfungsi secara efisien karena tak ada atasan yang dapat
mengawasi secara pribadi setiap tugas-tugas organisasi.Alasan perlunya
pendelegasian, yaitu:
1.Memungkinkan
manajer dapat mencapai lebih dan bila mereka menangani setiap tugas sendiri
2.Agar
organisasi dapat berfungsi lebih efisien
3.Manajer
dapat memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
4.Bawahan
dapat tumbuh, berkembang dan alat untuk belajar dari kesalahan
Delegasi
dibutuhkan karena manajer mungkin hanya menguasai “the big picture”,
tidak cukup mengerti secara terperinci dan tidak selalu mempunyai semua
pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Sehingga untuk
mengefisienkan penggunaan sumber daya, pelaksanaan tugas tertentu didelegasikan
kepada tingkatan organisasi yang serendah mungkin di mana terdapat cukup
kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.
Prinsip-prinsip klasik yang dapat
dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif adalah:
1.Prinsip
Skalar
Menyatakan
harus ada garis otoritas yang jelas yang menghubungkan tingkat paling tinggi
dengan tingkat paling bawah. Garis otoritas yang jelas ini memudahkan anggota
organisasi untuk megetahui:a.kepada siapa dia dapat mendelegasikanb.siapa yang
dapat melimpahkan wewenang kepadanyac.kepada siapa dia bertanggungjawabDalam proses
penyusunan garis otoritas diperlukan kelengkapan pendelegasian wewenang, yaitu
semua tugas yang diperlukan dibagi habis. Hal ini digunakan untuk
menghindari:a.gaps, yaitu tugas-tugas yang tidak ada penangung
jawabnyab.overlaps, yaitu tanggung jawab untuk satu tugas yang sama diberikan
kepada lebih dari satu orangc.splits, yaitu tanggung jawab atas tugas yang sama
diberikan kepada lebih dari satu-satuan organisasi
2.Prinsip
kesatuan perintah (unity of command)
Menyatakan
setiap orang dalam organisasi harus melapor pada satu atasan. Melapor pada
lebih dari satu orang akan menyulitkan seseorang untuk mengetahui kepada siapa
ia harus bertanggung jawab dan perintah siapa yang harus diikuti. Bertanggung
jawab kepada lebih dari satu atasan juga akan membuat bawahan dapat menghindari
tanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang jelek dengan alasan banyaknya tugas
dari atasan lain.
3.Tanggungjawab,
wewenang dan akuntabilitas
Prinsip-prinsip ini menyatakan
bahwa:
a.dapat
menggunakan sumber dayanya secara efisien
b.masing-masing
orang dalam organisasi dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya
secara efektif
c.akuntanbilitas
penerimaan tanggungjawab dan wewenang
Ada 4 kegiatan terjadi ketika
delegasi dilakukan:
1.Pendelegasian
menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2.Pendelegasian
melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai ujuan atau tugas.
3.Penerimaan
delegasi, yang menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.
4.Pendelegasi
menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.
Manfaat pendelegasian wewenang,
yaitu:
1.Manajer
memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan menerima peningkatan tanggungjawab
dari tingkatan manajer yang tinggi
2.Memberikan
keputusan yang lebih baik
3.Pelimpahan
yang efektif mempercepat pembuatan keputusan
4.Melatih
bawahan memikul tanggungjawab, melakukan penilaian dan meningkatkan keyakinan
diri serta kesediaan untuk berinisiatif
Hambatan terhadap pendelegasian
yang efektif, yaitu:
*) Keengganan
untuk mendelegasikan wewenang
Penyebab
keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah:
a.perasaan
tidak aman. Manajer enggan mengambil resiko untuk melimpahkan tugas atau
mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya terlalu baik melaksanakan
tugas.
b.ketidak
mampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat tak teratur dalam membuat
perencanaan ke depan.
c.ketidak
percayaan kepada bawahan
d.manajer
merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang
luas
Untuk
jangka pendek, ketiadaan keyakinan ini dapat dibenarkan bila bawahan memang
tidak memiliki pengetahuan dan keahlian. Untuk jangka panjang, tak ada alasan
untuk membenarkan kegagalan melatih bawahan.
*) Keengganan
untuk menerima pendelegasian wewenang
Penyebab
keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah:
a.perasaan
tidak aman bagi bawahan untuk menghindari tanggungjawab dan resiko.
b.bawahan
takut dikritik atau dihukum karena membuat kesalahan.
c.bawahan
tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban tanggungjawab tambahan.
d.bawahan
kurang peracaya diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan
keputusan yang lebih besar
Syarat untuk delegasi yang
efektif adalah:
a.kesediaan
manajer untuk memberi kebebasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas yang
dilimpahkan.
b.komunikasi
yang baik antara manajer dan bawahan.c.meningkatkan kompleksitas tugas yang
dilimpahkan dan derajat pelimpahan dalam suatu jangka waktu tertentu.Bila tidak
ada kemajuan di dalam suatu jangka waktu yang direncanakan, maka beberapa
hambatan dalam hubungan antara atasan dengan bawahan mungkin sudah bisa
ditemukan (misalnya latihan yang tidak cukup, tidak adanya kepercayaan satu
sama lain, komunikasi yang buruk).
Louis Allen mengemukakan teknik
untuk membantu manajer melakukan delegasi dengan efektif:
1.Tetapkan
tujuan.
2.Tegaskan
tanggung jawab dan wewenang.
3.Berikan
motivasi kepada bawahan.
4.Meminta
penyelesaian kerja.
5.Berikan
latihan.
D. Sentralisasi
Dan Desentralisasi
Sentralisasi berarti ada pemutusan dalam
pendelegasian wewenang pada tingkat atas, sedangkan desentralisasi berhubungan
dengan sampai dimana manajer melimpahkan wewenangnya kepada bawahan, apakah
hanya sampai kepala bagian, kepala devisi atau kepala cabang dan lain
sebagainya.
Ternyata dengan desentralisasi tugas dan wewenang semua kegiatan dimonitor secara cepat dan tepat. Ada faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi yaitu :
1. Filsafat manajemen
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
3. Startegi dan lingkungan organisasi
4. Penyebaran geografis organisasi
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
6. Keanekaragaman produk dan jasa
7. Karakteristik organisasi lainnya.
8. Kualitas manajer
Ternyata dengan desentralisasi tugas dan wewenang semua kegiatan dimonitor secara cepat dan tepat. Ada faktor yang mempengaruhi derajat desentralisasi yaitu :
1. Filsafat manajemen
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
3. Startegi dan lingkungan organisasi
4. Penyebaran geografis organisasi
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif
6. Keanekaragaman produk dan jasa
7. Karakteristik organisasi lainnya.
8. Kualitas manajer
- Sentralisasi
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
- Desentralisasi
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem inRRi adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
Daftar
Pustaka :
http://marlonboby.wordpress.com/2011/04/21/apakah-yang-di-maksud-dengan-pengaruh-kekuasaan-wewenang-dalam-teori-organisasi/
http://muhammadkhadapi.blogspot.com/2010/12/struktur-lini-dan-staf.html
http://www.kamusbesar.com/49882/delegasi-wewenang
ratriptyas.staff.gunadarma.ac.id/
www.scribd.com/doc/…/makalah-2-wewenang-delegasi
dan desentralisasi
http://fardiansyah7fold.wordpress.com/wewenang-delegasi-dan-desentralisasi/
http://organisasi.o/definisi_pengertian_sentralisasi_dan_desentralisasi_ilmu_ekonomi_manajemen
http://organisasi.o/definisi_pengertian_sentralisasi_dan_desentralisasi_ilmu_ekonomi_manajemen
MERRYANI
NPM 34111441
1DB11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar